Kisah | BENEWS.co.id – Nikmatnya soto Medan Bu Dhe Sri di Batam Center, rasanya Tak Berubah. Berdiri sejak tahun 70-an. Beberapa tahun yang lalu saat terbuka akses jalan dari Sungai Jodoh ke Sekitaran komplek Nagoya Plaza, kami yang biasa kalau hendak belanja kebutuhan sehari hari ke wilayah itu harus naik sampan.
Soto Medan Bu dhe Sri, kalau mau kesana, dulunya Ada akses jalan bisa dilalui kenderaan roda empat dengan menimbus aliran anak sungai jodoh dari lubuk baja sekitaran rumah sakit Harapan Bunda hingga ke Depan komplek Sulaiman Juyana Plaza.
Ada wisma Bukit Nagoya yang di Kelolah pak Haji Raden Eman Sulaiman. Konon wisma itu pindahan wisma Sindang Laut di Belakang Padang. Persis Diseberangnya berdiri Komplek ruko salah satunya Pinang Jaya.

Ada pertokoan Sakura Ampan, Seberang komplek itu pula berdiri pasar basah rencana tempat masjid berdiri. Pasar basah ini jauh lebih bersih dan nyaman dari yang ada di plantar lama sungai jodoh diatas panggung.
Sejajar dengan lantai empat ada tiga atau empat ruang dijadikan tempat sholat bahkan dijadikan sholat jumat untuk warga muslim sekitar situ. Akses keatas ada tangga tersendiri untuk orang naik turun.
Tak jauh dari situ ada kantor pos kecil. disebelahnya pula ada penjual makanan yang aku acap kunjungi.
Namanya Soto Medan. Karena aku berasal dari Medan tentulah soto yang satu ini sesuai dengan lidahku.
Ada waktu dan kesempatan tak pernah kulewatkan Naklum suai dengan kantongku dan Soto Medan ini pakek nasi ada pergedelnya mau pedas kutambah agak banyak cabenya. Kenyang lah aku untuk makan siang. Boleh tambah nasi dan kuahnya lho.
Sakin seringnya makan disitu pemiliknya pun tentu ku Kenal orang asal Jawa kelahiran Medan Sumatera Utara.
Seiring waktu masjid Jabal Arafah itu sudah penuh sesak Masjid lebih besar lagi berdiri di gagas oleh pak Asman Abnur tak jauh dari itu. Yang lebih ironis persis diatas masjid itu berdiri diskotiq tempat nyanyi akses masuk nya dari Nagoya Palaza Hotel.
Soto Medan langgananku pun ikut pindah ke Batam Center Ada super market terbesar pertama di Batam dekat simpang empat Masjid Raya Batam sekarang. Kebiasaanku habis sholat jumat makan siang ya ke Soto Medan yang pindah dari sekitar kantor pos Nagoya itu tadi mendekat ke sekitar komplek masjid Raya Batam. Tentu aku tambah senang.
Suatu hari kulihat pelayannya dan Bu Dhe Sri tak ada. rasa sotonya pun agak lain dilidahku. Ternyata owner Warung Soto itu berganti. Toko yang disewa Bu Dhe Sri naik tarifnya.
Setelah itu Mereka pindah ke seberang jalan. Malah kalau kita dari Arah masjid Raya lewat Graha Pena belok ke kiri mau ke Nagoya tidak harus UTurn lagi tinggal parkir saja depan ruko Warung Soto Medan BuDhe Sri. yang baru
Bila hari jumat wuih tempat makan ini penuh sesak sampai kelantai atas. Jumat lalu aku tak dapat lagi Soto sudah keburu habis.
BU dhe Sri yang sudah menunaikan ibadah haji ke Makkah itu sekilas wajahnya mirif orang Cina lho. Kami selalu berbincang bincang dengan ibu yang rama ini, salah satu tempat makan yang ku rekomendasi bila rombongan tamu manca negara ku datang ya Salah satunya Soto Medan Bu Dhe Sri. Selain Warung Sunda Bu Joko. Nah kalau seafood kan mahal sekali tak terjangkau kantong untuk traktir. Kecuali ada sponsor.
Lagian Soto Medan Bu Dhe Sri ini khas lho rasanya. Boleh dicoba dan tak malu maluin meskipun tamu manca negara seperti dari Brunei dibawa kesana dan mencicipinya.
Bu Dhe Sri sudah meninggal dunia beberapa tahun yang lalu. Sekarang yang mengelola warung itu dua orang putrinya yang sudah menikah.
Nama warungnya tetap memakai namanya. Karena selepas Jumat kemarin aku tak sempat makan soto medan kehabisan agak telat tak sholat jumat di Masjid Raya Batam. Keesokan harinya kujajal kesana. Bersama Ali dan Yusuf.
Kulihat sekeliling mejah penuh sampai keluar berisi orang orang mukanya khas oriental putih dan sipit. Suka soto Medan ya tanyaku basa basi. Iya kata oemuda yang bermarga Lim itu menjawab. Bersama beberapa temannya kulihat mereka menikmati Soto Medan Bu Dhe Sri. Kalau kepengin ya ke mari pak kata pemuda yang tinggal sekitaran Batu Ampar itu.
Akupun mengenalkan namaku Tan Ko Cu. Jadi bapak She nya Tan ya. Aku tersenyum. Menjelaskan . Tan asal kata dari Atan panggilan anak lelaki melayu dan Ko Cu kalau dibalik terbaca Ucok. panggilan anak lelaki di Medan. Klop kan.
Mau tambah boleh lho Li usulku pada Ali ponakan ku guru SMP 41 Batam itu. Mau dikasih nama Cina tanyaku pada nya ALi itu kayak marganya perdana menteri Singapura lho Lee Kwan Yu kataku bercanda. Ali Arif Fadillah. jadi apa ya . Nama orang Cina biasanya tiga suku kataku pada Ali. Pemuda bujangan ini senyum saja tak merespon menikmati sedapnya Soto Medan Bu Dhe Sri. Batam Center. (***)
Sumber : Imbalo Iman Sakti