Apa sih yang Dicapai Lukita saat Pimpin BP Batam?
Tahun 2018 merupakan waktu dimana DR Ir Lukita Dinarsyah Tuwo, MA, setahun penuh menjalankan tugas sebagai Kepala Badan Pengusahaan Batam, setelah dirinya dilantik pada 19 Oktober 2017.
Menko Perekonomian ketika itu, Darmin Nasution (2015-2019), memiliki alasan mendasar ketika dirinya menunjuk Lukita sebagai Kepala BP Batam.
Kala itu Lukita menjabat sebagai Sekretaris Menteri Koordinator Perekonomomian, tetapi Darmin menyadari bahwa Batam harus ditangani oleh orang yang tepat dan memiliki kemampuan untuk membalikkan kondisi perekonomian di kota ini.
Betapa tidak, di tahun 2017 itu, pertumbuhan ekonomi Batam hanya 2,61 persen. Itu terendah dan belum pernah terjadi sepanjang sejarah kota ini.
Ibarat orang sakit, ketika itu Batam memang sedang sekarat dan sangat membutuhkan “dokter spesialis”. Darmin melihat bahwa sang “dokter spesialis” yang paling tepat untuk mengatasi persoalan Batam adalah sekretarisnya sendiri, Lukita Dinarsyah Tuwo. Maka ditunjuklah Lukita dan dilantik sebagai Ketua BP Batam.
Pada dua bulan pertamanya memegang kemudi BP Batam, Lukita mempelajari dengan cermat setiap persoalan yang ada. Dia mendiagnosa “penyakit” apa yang sedang menggerogoti kota ini sehingga perekonomiannya sangat lesu darah. Tentu saja menggunakan cara instan seperti menginjeksi “darah segar” tidak akan berhasil jika tidak memahami sumber permasalahannya.
Sebagai seseorang yang memiliki 25 tahun sebagai perencana di Bappenas, Lukita dengan cepat memahami masalahnya. Maka dibuatlah perencanaan yang tepat dan mengeksekusinya dengan sangat baik di tahun 2018.
Benar saja, Batam yang tadinya “sangat pucat” dan terhuyung-huyung, mulai merona dan perlahan bangkit. Indikator-indikator menunjukkan perbaikan.
Akhirnya, “pengobatan” yang dilakukan Lukita membuahkan hasil. Pertumbuhan ekonomi Kota Batam melejit dari 2,61 persen menjadi pada 2017 menjadi 4,96 persen pada kuartal IV 2018. Itu hampir dua kali lipat!
Anggaran BP Batam juga mengalami surplus atau kelebihan Rp144 miliar. Padahal di tahun 2017 mengalami defisit Rp181 miliar.
Itu bisa terjadi karena sumbatan-sumbatan dibersihkan, prosedur-prosedur yang menghambat diperbaiki, sistem pelayanan dibenahi.
Permasalahann yang dibenahi Lukita antara lain Izin Peralihan Hak (IPH), pengalokasian lahan, pelayanan di Direktorat Lalu Lintas Barang, fatwa planologi, dan banyak lagi.
Itu membuat aliran darah kembali lancar. Semakin sehatnya kondisi Batam kemudian terus berdampak ke tahun berikutnya. Tahun 2019, pertumbuhan ekonomi Batam masih terus naik dan mencapai 5,92 persen di tahun 2019.
Lukita harus berhenti di bulan Januari lantaran regulasi baru menyebutkan Kepala BP Batam harus dipegang oleh walikota Batam sebagai ex-officio.
Tetapi sebelum diserahkan kepada walikota Batam sebagai ex-officio, posisi Kepala BP Batam sementara dikendalikan oleh Edy Putra Irawady mulai 7 Januari 2019 – 27 September 2019.
Tahun 2020, pandemi Covid-19 menghantam dan ekonomi Batam pun sangat terpukul. Diperkirakan pada akhir tahun ini pertumbuhan ekonomi Batam akan berada di bawah tahun 2019.
Tetapi dalam situasi menantang seperti saat ini, diperlukan pemimpin yang mampu melihat peluang di tengah krisis. Pemimpin yang memiliki visi jauh ke depan, sehingga mampu meletakkan dasar yang kuat bahkan membawa perekonomian tetap bangkit.
DR Lukita Dinarsyah Tuwo, MA saat ini telah ditetapkan sebagai calon Walikota Batam 2020-2025, berpasangan dengan Drs Abdul Basyid M.Pd. Keduanya menjadi pasangan calon walikota-wakil walikota Batam Nomor 01.
Ini pasangan terbaik untuk menggairahkan kembali Kota Batam dengan membangun ekonomi rakyat, revitalisasi Balai Latihan Kerja (BLK) dan memberikan beasiswa pelatikan Kerja, melakukan Penguatan Industri Manufaktur dan Jasa, pembangunan infrastruktur besar penopang industri dan pariwisata, serta membenahi transportasi terpadu, murah, dan andal.(*)