SUMUT | BENEWS – Nga ada angin nga ada hujan, tiba-tiba pemberitaan tentang status bandara Kualanamu, Deli Serdang, Sumut ramai menjadi perbincangan. Bandara Kualanamu dijual kepada pihak asing senilai 6 Miliar Dolar AS atau setara Rp85,6 Triliun plus investasi Rp15 Triliun.
Setelah Bandara Kualanamu dijual, kini PT Angkasa Pura II (Persero) hanya memegang 51 persen saham Bandara di Deli Serdang, Sumatera Utara itu.
Sehingga banyak pihak yang kaget mendengar Bandara Kualanamu dijual PT Angkasa Pura II (Persero) dengan dalih investasi tersebut.

Pembeli Bandara Kualanamu Deli Serdang Sumatera Utara tersebut, yakni GMR Airport Consortium yang berbasis di New Delhi, India.
Kini GMR Airport Consortium mengantongi 49 persen saham dan berhak mengelola Bandara Kualanamu selama 25 tahun ke depan.
Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo menyebut ini sebagai kemitraan strategis antara PT Angka Pura II (Persero) dengan GMR Airport Consortium.
Wujud kemitraan strategis antara perusahaan Indonesia dengan India yang dinamai Joint Venture Company (JVCo) itu adalah PT Angkasa Pura Aviasi.
“Ke depan pengelolaan dan pengembangan Bandara Internasional Kualanamu ini akan diserahkan kepada PT Angkasa Pura Aviasi,” kata Kartika, seperti dikutip dari ANTARA, Kamis (25/11/2021)
Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero), Muhammad Awaludin menjelaskan, tujuan kemitraan strategis ini adalah 3E, yakni Expansion the traffic, Expertise Sharing, dan Equity Partnership.
“Kita punya mimpi ke depan akan mentransformasi Bandara Internasional Kualanamu menjadi regional hub dengan peningkatan aktivitas penerbangan internasional,” ucap Awaludin.
Setali tiga uang dengan keinginan President Director of GMR Indonesia, Satyanarayana KV terhadap Bandara Kualanamu.
“Kami berkomitmen mengubah Kualanamu menjadi hub internasional wilayah barat Indonesia,” ucap Satyanarayana.
Penjualan Bandara Kualanamu ke India ini mendapat tanggapan beragam dari masyarakat, tidak terkecuali dari Politisi Partai Demokrat, Yan Harahap.
Yan Harahap mengaku terkejut 49 persen saham Bandara Kualanamu sudah dijual ke pihak asing.
“Ternyata 49 persen saham Bandara Kualanamu sudah dijual ke pihak asing,” ujar Yan Harahap melalui cuitannya.
Penjualan Bandara Kualanamu ini, menurut Yan Harahap, mengindikasikan kalau Pemerintah Joko Widodo (Jokowi) bangkrut.
“Jangan-jangan negara ini sudah bangkrut di tangan rezim ini. Apa begitu?,” kata Yan Harahap menduga sekaligus bertanya.
Terpisah, Praktisi Hukum di Medan, Rinto Maha menyesal PT Angkasa Pura II menjual Bandara Kualanamu ke pihak asing.
Rinto mengaku tidak anti terhadap investasi dari pihak asing, namun ini lain ceritanya kalau Bandara yang kepemilikannya dijual ke asing.
“Bandara itu kan objek vital karena menyangkut nyawa semua orang. Kita tidak ingin mempercayakan keselamatan penerbangan pada pihak asing,” kata Rinto
Oleh karenanya, Rinto pun menyiapkan rencana untuk menggugat PT Angkasa Pura II karena telah menjual aset negara kepada perusahaan asing.(***)