BEnews.co.id,- ANAMBAS – ,Penambangan pasir ilegal yang terjadi di gunung meranti sepertinya tidak dapat dihentikan lagi, bahkan jumlah penambang semakin hari semakin bertambah, begitu juga dengan pembukaan lahan, semakin hari semakin meluas.

Kepala desa air bini melalui sekretaris desanya menyatakan telah pernah memberi himbauan secara lisan, agar segala kegiatan tambang pasir ilegal tersebut segera dihentikan, tapi tidak pernah digubris oleh para penambang pasir liar tersebut.

“Kami dari desa air bini telah pernah memprotes kegiatan tambang pasir liar yang ada di gunung meranti,pada tahun 2014. Namun sampai hari ini masih tetap berlanjut, mau bilang gimana lagi,”keluh Erwin
“Sepertinya tambang pasir liar ini hanya pemerintah yang bisa menyelesaikan, kalau kami masyarakat yang turun tangan, takutnya terjadi tindakan anarkis,”tambah Erwin
Disaat masyarakat desa air bini berharap kepada pemerintah untuk menyelesaikan persoalan tambang pasir liar tersebut, pemerintah malah melakukan hal yang sebaliknya.

Dari pantauan benews.co.id dilapangan, ditemukan ekskavator milik dinas perhubungan dan lingkungan hidup kabupaten kepulauan Anambas, membuka akses jalan untuk tambang pasir liar. Padahal seharusnya alat tersebut digunakan untuk mengeruk sampah di TPS sampah
“Ekskavator itu punya kantor lingkungan hidup,lama juga kemarin disini,kira kira setengah bulan lah. Kalau lokasi tambang pasir yang didepan rumah saya gak tau siapa yang punya,tapi kemarin dia pakai juga ekskavator itu,”jelas pak Manto, salah satu pemilik tambang pasir
“Kemarin saya juga minta untuk ngeruk (lokasi tambang) saya punya. Bayarnya cuma 800 ribu rupiah tambah minyak dua gelen (jerigen) terus beri makan tambah rokok buat operatornya.” tambah pak Manto
” Teman teman yang lain juga Makai ekskavator itu, terus kemarin alat itu ada juga dipakai untuk meratakan tanah yang ada dekat puskesmas siantan selatan.”tutupnya.
Ferengky
penulis
Tanjung