DAMRI Bandara Hang Nadim dengan Aroma Khas Penuh Karat dan Memprihatinkan

BEnews.co.id, BATAM. Bandara Internasional Hang Nadim Batam terus meningkatkan fasilitas pendukung dengan Standart yang patut diacungi jempol.

Kursi supir dengan kondisi tercabik-cabik dengan aroma yang khas

Setelah sebelumnya sarana penunjang dirasa perlu untuk ditingkatkan, tak tanggung tanggung, sejumlah prioritas pembangunan peningkatan sarana Bandara menjadi prioritas yang dianggarkan tahun 2021.Ironisnya, Berbagai Fasilitas peningkatan sarana di Bandara kebanggaan masyarakat Batam itu, sedikit bertolak belakang dengan kondisi penunjang angkut yang tersedia.


Sarana transportasi yang digadang-gadang sebagai angkutan massal untuk membantu penumpang dengan kantong pas-pasan, sepertinya sebanding dengan kondisi bus DAMRI yang tersedia melayani penumpang yang hanya melayani dua tujuan saja. Ke jodoh dan batu aji.
Ibu Meri harus ektra hati-hati menaiki bus DAMRI yang sangat jauh dari kesan sterill, dengan kondisi pintu yang penuh karat dan aroma yang kurang sedap dengan kondisi pendingin udara yang pengap.
Supir bus DAMRI yang tidak bersedia namanya disebutkan mengakui kondisi memprihatinkan tersebut harus dilalui, karena memang terkesan tidak menjadi prioritas bagi pemerintah (DAMRI) untuk diperhatikan.
“Mau gimana?, Inilah kondisi sebenarnya. Umur bus ini sudah 16 tahun tidak ada peremajaan, mau mengadu, mengadu kemana, ini bus departemen, ya pusatnya dijakarta, bukan Pemko Batam atau BP Batam,” ungkapnya.

kondisi DAMRI bandara hang Nadim memprihatinkan
bus damri sedang menunggu penumpang di Bandara hang Nadim Batam
Kondisi pintu bus DAMRI yang melayani Bandara hang Nadim – batu aji.

Sementara itu, Kepala Unit DAMRI Cabang Batam Sadi, yang dihubungi melalui sambungan handphone dan no WA yang bersangkutan tidak menanggapi. Bahkan ketika WA yang bersangkutan dihubungi dan diangkat, hanya terdengar “suara-suara aneh” dari telephone bersangkutan. Ketika kembali dihubungi, sama sekali tidak diangkat lagi.

Beberapa warga pengguna alat transportasi merakyat ini sangat menyesalkan dengan tidak adanya perhatian sama sekali dengan kondisi Pandemi covid-19 yang terjadi saat ini.

“Mungkin DAMRI menganggap penumpang yang menggunakan alat transportasi itu hanya masyarakat golongan rendah, jadi tidak perlu menjaga kondisi dan steril dalam suasana Pandemi covid-19 hingga kini, buktinya bau apek dan keringat menyeruak kencang dari kursi-kursi yang Kumal dan berwarna jorok.dengan kondisi sobek, mempertegas tidak adanya kepedulian operator DAMRI dalam memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat penumpangnya. Dan ironisnya itu terjadi justru dibandara Internasional dengan berbagai narasi “wah” yang selama ini didengungkan,” timpal penumpang lainnya.

BN-Red/apl

Tinggalkan Balasan