BEnews.co.id- BATAM – Palang Merah Indonesia lakukan donor darah plasma konvalesen bagi pasien yang terkena covid-19, di Gedung PMI, Jl. Cempaka Batam Center, Senin (25 Januari 2021).
Menurut Kepala UDD PMI Batam, dr. Novia M.Biomed, plasma konvalesen adalah plasma darah yang diambil dari pasien Covid-19 yang telah sembuh, dan kemudian diproses agar dapat diberikan kepada pasien yang sedang dalam masa pemulihan setelah terinfeksi.
“Saat ditemui awak media dr. Novia menjelaskan, donor darah plasma konvalesen adalah untuk terapi penunjang sama seperti penambah imun.
Untuk satu orang darahnya diambil 400cc – 600cc. Cara pengambilannya, yang diambil dengan apheresis yang diambil cuma plasmanya dan sisa darah merahnya kembali ke dalam tubuh. Sebelum melakukan pengambilan kita melakukan Screening diawal. Penyintas ini kita sebut penyintas data tidak serta merta kita ambil darahnya, kita cek dulu titer anti bodynya mencukupi atau tidak. Terus melawati pemeriksaan penyakit menular.
Plasma Konvalesen ini diambil dari pasien yang dinyatakan sembuh dari Covid-19. Yang sudah melewati 20 hari tanpa gejala barulah pasien ini bisa mendonorkan plasma tadi. Karena, antibodi yang kena itu enam minggu paling bagus setelah dinyatakan terinfeksi Covid-19,” katanya.
Dijelaskan Novia, diharapkan antibodi dari pasien yang sudah sembuh bekerja sebagai imunisasi pasif pada pasien.
“Jadi kalau misalnya di rumah sakit ada yang membutuhkan plasma konvaselen, biasanya pasien yang kondisi sangat berat. Tapi ini tidak memperbaiki organ yang telah rusak. Tetapi sebagai imunisasi menambah imun membasmi virus di dalam tubuh si pasien,” terangnya.
Dari screening awal ada 45 pendonor yang mendaftar. Namun, yang berhasil hanya empat orang, lalu sampel tersebut dikirim ke Jakarta. Selanjutnya, hanya tiga orang yang lulus sampelnya,” kata Novia.
“Mereka yang donor harus membawa surat pernyataan pernah terpapar virus Covid-19. Jika pendistribusian Plasma Konvaselen didistribusikan ke rumah sakit yang membutuhkan. Ia menargetkan dalam satu minggu ada delapan orang pendonor,” tutur dr. Novi (Hendrik Butar)
