Nasir bin Jailani Pria Asal Langsa Aceh, Kakinya Membusuk . Mendenyut, “Tak Tertahan pak,” katanya.

KISAH | BENEWS.co.id – Nasir  bin Jailani, pria Aceh asal Langsa aceh. Hujan rintik, matahari seakan malas bersinar, namun seberkas semburat kuning kemerahan terlihat di ufuk barat. 

Aku baru selesai sholat Ashar di masjid Al Ikhlas Dapur enam Sembulang.

Memang sengaja datang ke pemukiman Suku Laut itu, Mengunjungi Laili khususnya yang baru bulan lalu bersyahadat ulang. Muallaf masuk islam. Ada Lukman abang Kaili yang juga muallaf. Pak Samiun ayah Laili batal jadi islam. Kuberi mereka masing masing seorang songkok rajut buatan Turkey sumbangan dari kak Yani Singapura. Ada empat orang lelaki dewasa disitu termasuk mertua Lukman. Tiga helai kain sarung untuk masjid sumbangan dari Mang Taba Iskandar, sang wakil ketua DPRD Kepri itu.

Kaku Nasir bin Jailani Pria Asal Langsa Aceh, Kakinya Membusuk . "Mendenyut, Tak Tertahan pak katanya.
“Ngilu sakit tak tertahan pak, ujar Nasir..sebulan lalu dari rumah sakit Otorita, lelaki asal Langsa Aceh. (photo : Imbalo Iman Sakti.)

Ku berjalan perlahan seorang diri mengendarai mobil pickup Suzuki.

Kulihat seorang pemuda berjalan kaki menepi saat kenderaanku melaluinya. Pemuda bercelana pendek ini naik setelah kubukakan pintu sebelah kiri. Kulihat bibirnya kering mukanya agak sayu. “Nak kemana tanyaku. Tanjung Banun pak jawabnya. Lumayan jauh ada beberapa kilo meter dari masjid simpang Tanjung Banun itu.

Kerja dimana tanyaku. potong kayu. tapi hari ini tak kerja hujan katanya. Saya orang Aceh katanya saat kulihat wajahnya penuh jambang dan kumis. Hampir tiga puluh umurku, belum menikah jelasnya lagi. Wah ada orang Aceh sampai sini candaku. Ia saya sama abang juga orang Aceh kami tinggal diujung sana katanya. Kuantar Rizal nama pemuda itu kerumahnya dekat sekolah dasar di Tanjung Banun.

Setiba dirumahnya yg terletak di pinggir pantai, Rizal berbicara dengan Nasir abangnya dalam bahasa Aceh.

Aku naik keatas rumah panggung sederhana itu. Kulihat Nasir duduk didalam kelambu yang terpasang. Gubuk ukuran 3 x 4 itu di penuhi ratusan lalat yang berterbangan tak jauh dari pemukiman itu beberapa ternak kandang ayam berdiri.

Nasir menyingkap kelambu menjulurkan kaki kanannya. Ngilu rasanya melihat kaki itu dari dengkul ke pergelangan kaki luka menganga. Seakan tulang keringnya terlihat dan daging tungkai kaki itu hilang entah kemana.

Itu sebab nya Nasir didalam kelambu menghindari kerumunan lalat dari kandang ayam tak tau entah sampai bila lenyapnya.

Ngilu sakit tak tertahan pak ujar Nasir sebulan lalu dari rumah sakit Otorita, lelaki asal Langsa Aceh kelahiran tahun 1977 ini sudah enam bulan nyaris tak bekerja. Biaya hidup nyaris dari adiknya Rizal yang kerja serabutan. Kadang kelaut cari udang dapat sekilo itulah pembeli beras.

Tabrakan dengan sepeda motor yang dikenderainya bersama isterinya boncengan kaki isterinya patah. Biaya dibantu Permasa pak lebih 37 juta. Malu aku ngeluh lagi ke Persatuan masyarakat Aceh itu. katanya. Waktu kaki isteriku patah kaki ku tak apa apa. Sebulan kemudian sakit bengkak dan terus jadi gini katanya.

Pria tamatan STM Listrik di Banda Aceh itu pernah bekerja di PT Philip sebagai instalatur listrik. kontrak aja pak lebih banyak kerja diluar. Tak punya BPJS. KTP dan surat surat lain hilang saat tabrakan itu. jelasnya lagi.

Ada duit aku beli paracetamol pak kalau udah nyeri banget. Tak bisa kubayangkan daging kaki itu entah kemana hilangnya.

Aku mau pulang aja ke Aceh pak. Disana banyak saudara mungkin bisa bantu berobat. Kulihat wajahnya tegar banget agak mengurus. Masuk lagilah kedalam kelambu banyak lalat ujarku. Kusalami Nasir sekedar beli paracetamol, kulirik kebelakang rumah panggung itu tak ada apapun yang terjerang.

Kak Rohaya tetangga Nasir kuminta nomor HaPenya. Paling tidak ada kontak bisa menghubungi lelaki yang sedang dapat cobaan itu melalui kak Rohaya.

Yang sabar ya Nasir semoga lekas sembuh. Aku tak tau kemana nak mengadu dan bagitau. Sakit dan Mendenyut terus entah bila kan berakhir. Ya Allah sembuhkan lah Nasir doaku.(***)

sumber : Imbalo Iman Sakti (Imbalo Batam)

 

Tinggalkan Balasan